Breaking News

Sabtu, 10 September 2011

Hamzah Fansuri Dalam Dunia Sufistik (Tokoh Tasawuf Indonesia)


            Iaberasal dari daerah Barus dan kemunculannya dikenal pada masa kekuasaan SultanAlauddin Ri’ayat Syah di Aceh pada abad XVI M.
            Hamzah Fansuri seorang ahli tasawufasli Melayu yang suka mengembara menjelajah Timur Tengah, Syam, Malaya, danbeberapa pulau Nusantara Indonesia. Karya tulisnya dibuat dalam beberapabahasa, seperti: Bahasa Arab, Persia, Melayu dan sebagainya misalnya: Sya’irPerahu, Sya’ir Burung Pingai, Sya’ir Dagang, Sya’ir Jawi, Asrar Al-‘Arifin,Syarabul ‘Asikin (Zinat Al-Muwahidin). Pandangannya merupakan perpaduanantara tasawuf, filsafat dan ilmu kalam.
Sebagian ajarannya dapat dikemukakansebagai berikut:

i.       Wujud

Wujudhanyalah satu, meskipun kelihatannya banyak. Wujud yang satu itu berkulit danberisi, ada kenyataan lahir dan batin. Wujud ini mempunyai 7 martabat:

1.     Ahadiyah, hakikat sejati dari Allah;
2.     Wahda, hakikat dari Muhammad;
3.     Wahdiyah, hakikat dari Adam;
4.     Alam Araah, hakikat dari nyawa;
5.     Alam Mitsak, hakikat dari segala bentuk;
6.     Alam ajsam, hakikat tubuh;
7.     Alam insan, hakikat manusia.

Semuaberkumpul pada yang satu. Itulah Ahadiyah, itulah Allah dan itulah Aku. (LihatHamka: Tasawuf, Perkembangannya dan Pemurnianya).

ii.     Allah

Allahadalah Dzat yang Mutlak dan Qadim, First Causal (sebab pertama) dan Pecintaalam semesta. Dzat Allah bisa ditamsilkan seperti laut yang dalam, lautbatiniah. Tuhan itu ada pada diri manusia, tetapi tidak identik dengan alam. Allahbersifat Qadim, Hidup, Berilmu, Berkehendak, Berkuasa, Berkata, Mendengar danMelihat.

iii.   Penciptaan

Sebenarnyahakikat dari Dzat Allah itu adalah Mutlak dan La-Ta’ayun (tidak dapatditentukan/dilukiskan). Dzat yang mutlak itu mencipta dengan cara menyatakandiri-Nya dalam suatu proses penjelmaan, yaitu pengaliran kembali kepada-Nya(Taraqy). Mengenai Ta’ayun ini dikemukakannya terdiri dari: Ta’ayun awal,Ta’ayun tsani sampai dengan Ta’ayun khamis.

iv.   Manusia

Walaupunmanusia sebagai tingkat terakhir dari penjelmaan, akan tetapi manusia adalahtingkat yang paling penting dan merupakan penjelmaan yang paling penuh(sempurna). Ia adalah aliran/pancaran langsung dari dzat Allah yang mutlak. Halini menunjukan adanya kesatuan antara Allah dan manusia.

v.     Kelepasan

Sekalipunmanusia ini mempunyai potensi untuk menjadi insan kamil, tetapi karenaghoflahnya maka pandangannya kabur dan tidak sadar bahwa seluruh alam semestaini adalah wajmi, palsu, atau bayangan. Kecerobohan/ghoflahnya adalah perbuatansalah dan dosa, sedangkan obatnya ialah pengenalan terhadap diri sendiri,sehingga seorang mengamati rupanya, hanyalah suatu bayangan, namanya hanyalahsuatu gelar saja, sedangkan memiliki rupa atau nama itu sebenarnya bagian yangterdalam dari dirinya sendiri.
            Yang dicita-citakan oleh Hamzahdalam menuju kelepasan ini ialah penjauhan diri terhadap dunia ini secaratotal. Untuk ini seseorang harus menempuh empat tingkatan jalan, yaitu: Syari’a,Tharikat, Hakikat dan Ma’rifat.
            Secara berurutan dari: Dari AlamNasut, ke alam Malakut, kemudian Alam Jabarut dan alam Fana.
-         Alam Nasut, suatu tingkatan bahwa setiap manusia beradamenurut kodratnya dan pada tingkat ini seseorang dianggap baru mulai.
-         Alam Malakut, suatu tingkatan di mana seseorang harusmelalui jalan rohani.
-         Alam Jabarut, suatu tingkatan di mana tingkat inidihubungkan pertemuan hamba dengan Tuhan, ialah mengenal Allah denganpengetahuan sempurna, tidak melekat pada keluarga dan harta, serta kedudukanyang menjadi miliknya, tidak henti-hentinya menyebut Allah serta mencintai-Nya.
AlamFana, adalah alam ma’rifat, yaitu tingkatan yang paling tinggi dan sempurna dansekaligus merupakan rahasia Nabi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By