Breaking News

Selasa, 06 September 2011

Pengertian dan Tujuan Tasawuf


         Secaralughat, kata tasawuf berasal dari bermacam-macam kata sebagaimana dikemukakanantara lain oleh Hamka dalam bukunya Tasawuf Modern sebagai berikut:kata tasawuf berasal dari kata shifa yang berarti suci bersih; dari kata shufyang artinya bulu binatang; dari kata shufah yang berarti golongan shahabat Nabiyang menyisihkan dirinya di suatu tempat terpencil di samping masjid Nabi. Katasetengahnya berasal dari kata shufanah yang artinya sebangsa kayu mersik yangtumbuh dipadang pasir tanah Arab. Dapat pula berasal dari kata shaf yangberarti barisan dikala sembahyang. Kesemuanya pengertian secara etimologis inimempunyai arti yang dekat kepada apa yang dimaksud dengan tasawuf.

            Apabila kita perhatikan dari bentukbahasa Arab. Maka kata tasawuf itu berasal dari kata tasrifan:Tasawwaf-Yatasawwafu-Tasawwufan. Misalnya: Tasawwafar rajulu. Artinya seoranglaki-laki sedang bertasawuf.
            Dari segi linguistik(kebahasaan) ini segera dapat dipahami bahwa tasawuf adalah sikap mental yangselalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untukkebaikan dan selalu bersikap bijaksana. Sikap jiwa yang demikian itu padahakikatnya adalah akhlak yang mulia.[1]
            Kemudian pengertian Tasawwuf secaradefinitive, banyak sekali dikemukakan oleh para ahli, bahkan Dr. IbrahimBasyuni dalam bukunya Nas’at Al-Tasawwuf Al-Islam telah memilih empatpuluh definisi yang diambil dari pembahasan-pembahasan ahli tasawwuf yang hidupdalam abad ketiga, yaitu antara 200-334 H.
            Pengertian secara istilah daritasawuf ini bisa dilihat dari beberapa definisi yang disampaikan oleh paraulama diantaranya.

1. Tasawuf adalah istilah khusus yang dipakai mistisisme dalam Islam.tujuan mistisisme adalah mencari hubungan langsung dengan Allah. Inti sarimistisisme termasuk di dalamnya tasawuf ialah kesadaran terhadap adanya komunikasidan dialog antara manusia dengan Allah Swt dalam istilah Arab disebut dengan ittihaddan istilah Inggris disebut mystical union. Tasawuf merupakan suatu ilmupengetahuan dan sebagai ilmu pengetahuan, tasawuf atau sufisme mempelajari carajalan bagaimana seorang muslim sedekat mungkin dengan Allah Swt.[2]
1.     Tasawuf berasal dari kata suf yaitu wol, yang dimaksudbukanlah wol dalam arti modern, wol yang dipakai oleh orang-orang kaya, tetapiwol primitif dan kasar yang dipakai pada zaman dahulu oleh orang-orang miskindi Timur Tengah. Pada zaman itu pakaian kemewahan adalah sutra. Orang sufiingin hidup sederhana dan menjauhi hidup keduniawian dan kesenangan jasmani danuntuk itu mereka hidup sebagai orang-orang miskin dengan memakai wol kasartersebut. Dikatakan bahwa tasawuf datang dari luar dan masuk ke dalam Islam.
2.     Menurut ahli bahasa dan sejarah pada dewasa ini menyatakanbahwa perkataan shufi itu bukanlah dari bahasa Arab, melainkan daribahasa Yunani lama yang telah dibahasa-Arabkan, yaitu berasal dari kata theosofi,yang artinya adalah ilmu ketuhanan kemudian diucapkan dengan lidah orang Arabsehingga berubah menjadi tasawuf.
3.     Menurut ibn Khaldun, tasawuf adalah semacam ilmu syari’ahyang timbul kemudian di dalam agama. Asalnya adalah tekun beribadah dan memutuskanhubungan dengan segala selain Allah Swt, hanya menghadap Allah Swt semata,menolak hiasan-hiasan dunia serta membenci perkara-perkara yang selalumemperdaya orang banyak, kelezatan harta benda dan kemegahan serta menyendirimenuju jalan Allah dalam khalwat dan ibadah.
4.     Menurut Junaid, tasawuf ialah keluar dari budi, perangaiyang terpuji, sedangkan menurut al-Hallaj, yaitu pada waktu ia disalib danmenunggu ajalnya, dan ia berkeyakinan bahwa dirinya dapat bersatu dengan AllahSwt, kemudian datang seseorang yang bertanya kepadanya, “Apakah arti yangsejati dari tasawuf itu?” Darah telah keluar dari tubuh dan matanya,punggungnya telah hangus kena panas hanya menunggu tubuhnya akan dipotong. Padawaktu ia berkata untuk terakhir kalinya, “Tasawuf adalah apa yang engkau lihatdengan matamu ini. Inilah dia tasawuf!” [3]

Sedangkanpengertian-pengertian tasawuf berdasarkan pada pengalaman-pengalaman para ahlitasawwuf yang mempengaruhi perkembangan tasawuf itu sendiri dikelompokkansebagai berikut:

1.Al-Bidayah

Manusiamerasakan dengan fitrahnya bahwa yang wujud itu tidak terbatas dengan hanyayang dilihat, tetapi dibalik itu masih ada wujud yang lebih sempurna yangselalu dirindui oleh ruh manusia. Dan hatinya akan mendapatkan ketenangansesudah mengenal kepada-Nya. Ia selalu berusaha untuk mendekatkan diri daningat kepada-Nya. Dalam waktu yang sama ia merasakan adanya tabir yangmemisahkan antara dirinya dengan wujud yang sempurna itu. Tabir pemisah inisedikit demi sedikit akan hilang setiap ia tekun berpikir mendalami dirinya,dan mengurangi keinginan nafsu dan jasmaninya. Pada saat itu penuhlah hatinyadengan limpahan cahaya (nur) yang membangkitkan perasaan dan kesungguhannyaserta membawanya kepada ketenangan jiwa yang sempurna.
            Dalam kelompok Al-Bidayah ini hampirtidak ada perbedaan antara pengalaman dan percobaan yang dialami oleh seorangpenganut Budha, Masehi dan pemeluk agama Islam, padahal ajaran agamanya nampakberbeda terutama dalam akidah dan ibadah. Maka jelaslah bahwa perasaan demikianadalah berasal dari fitrah yang sehat yang terdapat dalam diri manusia.
            Definisi yang menyatakan dalamkelompok Al-Bidayah ini antara lain dikemukakan oleh:

i.       Ma’ruf Al-Karkhy (wafat 200 H.), tasawuf adalah mengambilhakikat dan putus asa terhadap apa yang ada di tangan makhluk. Maka siapa yangtidak benar-benar fakir (dengan duniawi), dia tidak benar-benar bertasawuf.
ii.     Abu Turab An-Nakhsaby (wafat 245 H.), sufi adalah yang tidakada sesuatu pun mengotori dirinya dan dapat membersihkan sesuatu.

1.     Al-Jahidah

Kelompokini ditinjau dari segi amaliah yang dilaksanakan oleh para ahli tasawuf yangdimulai dengan menghiasi diri dengan sesuatu perbuatan yang diingini oleh agamadan kebiasaan yang mulia.
            Definisi kelompok kedua inidikemukakan oleh :

i.       Abu Muhammad Al-Jariri, tasawuf adalah memasuki suatu ahlaksunni dan keluar dari semua mahluk rendah.
ii.     Sam nun, tasawuf adalah bahwa engkau tidak memiliki sesuatudan tidak dimiliki sesuatu.

2.     Al-Mudzaqah

Dalamkehidupan tasawuf segala kemauan ditundukkan untuk melarut dalam kehendakTuhan, dengan jalan rindu (al-isyq) dan intuisi (al-wajd). Segala umur,kegiatan, dan hati dikerahkan sehingga hubungan itu (antara seseorang denganTuhannya) lebih kuat dan bersih. Perasaan yang dialami oleh shufi, hubunganyang kuat dan bersih dengan tuhan itu digambarkan dalam definisi sebagaiberikut.

i.       Abu Husain al-Muzyu, tasawuf ialah bahwa engkau berserahdiri secara bulat kepada yang Haq.
ii.     Al-Junaid, Tasawuf ialah bahwa engkau beserta Allah dengantanpa penghubung. Tasawuf ialah keluar dari budi pekerti tercela dan masukkepada budi pekerti terpuji.

            Dengan uraian diatas dapat diambilkesimpulan bahwa Tasawuf ialah kesadaran yang murni (fitrah) yang mengarahkanjiwa yang benar kepada amal dan kegiatan yang sungguh-sungguh menjauhkan diridari keduniaan dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan, untuk mendapatkanperasaan berhubungan yang erat dengan wujud Yang Mutlak (Tuhan).
            Selanjutnya kita perhatikan pendapatHamka:
Tasawufitu adalah membersihkan diri (jiwa) dari pengaruh benda atau alam supaya diamudah menuju Tuhan.
            Ibnu Khaldun mengemukakan tasawufadalah semacam ilmu syari’at yang timbul kemudian didalam agama; asalnya ialahbertekun beribadah dan memutuskan pertalian dengan segala selain Allah. Hanyamenghadap Allah semata, menolak hiasan-hiasan duniawi yang selalu memperdayaorang banyak. Demikian juga kelezatan harta benda dan kemegahan, dan menyendirimenuju jalan Allah dalam berkhalwat dan dalam beribadah.
            Dengan demikian, seorang shufiadalah sebagai yang telah bersih jiwanya dari pengaruh benda atau alam,semata-mata hanyalah untuk Allah. Memilih Allah semata, untuk dirinya.
            Selanjutnya Hamka menggambarkanbahwa tasawuf itu termasuk filsafat Islam yang maksudnya bermula hendak zuhuddari dunia fana, tetapi karena banyaknya bercampur gaul dengan negeri danbangsa lain, banyak sedikitnya masuk juga pengajian agama dari pihak lain kedalamnya. Dengan demikian ada di antara ajaran tasawuf yang diizinkan olehagama, dan ada pula yang tidak diizinkan, dan secara tidak sadar terdapat orangyang tergelincir dari agama Islam. Oleh karena itu seringkali yang menamakandirinya kaum shufi itu menempuh jalan yang tidak dibolehkan oleh agama,misalnya melarikan diri dari keluarga dan masyarakat, tidak mau lagi mencarirezeki, mengharamkan apa yang diharamkan oleh agama, sehingga dapat melemahkanperjuangan umat Islam itu sendiri.
            Tetapi pada pokoknya pengertiantasawuf dari segi istilah amat bergantung kepada sudut pandang yang digunakanoleh masing-masing ahli. Selama ini ada tiga sudut pandang yang digunakan paraahli untuk mendefinisikan tasawuf, yaitu sudut pandang manusia sebagai makhlukterbatas, manusia sebagai makhluk yang harus berjuang, dan manusia sebagaimakhluk yang ber-Tuhan. Jika dilihat dari sudut pandang manusia sebagai makhlukyang terbatas, maka tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya mensucikan diridengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia, dan memusatkan perhatian hanyakepada Allah Swt.[4]
            Selanjutnya jika sudut pandang yangdigunakan adalah manusia sebagai makhluk yang harus berjuang, maka tasawufdapat didefiniskan sebagai upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumberdari ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt.[5] Dan jika sudut pandang yang digunakanadalah manusia sebagai makhluk yang ber-Tuhan, maka tasawuf dapat didefinisikansebagai kesadaran fitrah (Ke-Tuhanan) yang dapat mengarahkan jiwa agar tertujukepada kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhan.
            Jika tiga definisi tasawuf tersebutdi atas satu dan lainnya dihubungkan,maka segera tampak bahwa tasawuf padaintinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapatmembebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlakyang mulia dan dekat dengan Allah Swt. Dengan kata lain tasawuf adalah bidangkegiatan yang berhubungan dengan pembinaan mental ruhaniah agar selalu dekatdengan Tuhan. Inilah esensi atau hakikat tasawuf.[6]
            Selanjutnya apabila kita inginmengetahui tujuan tasawuf, maka kita tidak dapat meninggalkan tujuan danhubungannya dengan akhlak, karena apabila tasawuf itu dihubungkan denganakhlak, maka pengaruh tasawuf yang diharapkan adalah agar orang dapat menjadiikhlash dalam beramal dan berjuang, semata-mata karena Allah Swt tidak karenamaksud lain. Sedangkan hal-hal yang harus diamalkan itu dijelaskan dalam akhlak, baik dalam kehidupanperseorangan, maupun kehidupan bermasyarakat, serta juga jalan yang harusditempuhnya. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa akhlak itu adalahpermulaan tasawuf dan tasawuf itu adalah ujung dari akhlak.
            Apabila kita perhatikan dariurgensinya bagi manusia sebagai makhluk individu dan sekaligus mahluk sosial,maka dengan akhlak manusia akan nampak perbedaannya dengan binatang. Dan dengantasawuf kerinduan manusia akan kembali kepada Tuhannya tidak terhalang dengankelezatan duniawi.
            Kemudian apabila kita kaji secaramendalam, maka di dalam tasawuf itu selain terdapat kesopansantunan, terdapatpula unsur-unsur estetika yang menimbulkan seni, dimana puncak keindahan ituadalah cinta. Orang yang tidak dapat dan tidak mempunyai keindahan, tidakpernah mengenal cinta. Tasawuf dengan merenung diri, merenung puncak gunungatau lembah, melihat atau merenung bintang-bintang dilangit, berarti mengkajikeindahan. Namun seringkali manusia tidak dapat mencapai keindahan yang hakikiitu.
            Jelaslah bahwa Ilmu Tasawuf dan IlmuAkhlak mengatur dan memberi petunjuk tentang peraturan mengenai perbuatanmanusia untuk kebahagian hidup di dunia dan di akhirat, serta mendorongmempengaruhi manusia supaya hidup suci manghasilkan kebaikan dan kesempurnaan.
            Dengan demikian maka tasawuf itudimulai dengan membersihkan diri dan bertujuan untuk mencapai hakikat yangtinggi. Oleh karena Allah itu adalah Nur Yang Maha Suci, maka hamba yang inginberhubungan dengan Allah harus berusaha melepaskan ruhnya dari lingkunganjasadnya. Untuk melepaskan ruh itu ditempuh dengan jalan riyadah(latihan) yang memakan waktu cukup lama. Riyadlah ini juga bertujuan untukmengasah ruh supaya tetap suci. Naluri manusia tetap ingin mencapai yang baikdan sempurna dalam  mengarungikehidupannya. Untuk mencapai hal itu tidaklah cukup hanya dengan ilmupengetahuam saja, karena ilmu hanyalah produk manusia dan hanya merupakan alatyang pendek, sedangkan jalan menuju hidayah dan kebahagian itu tidak lainhanyalah dengan iman yang kokoh. Perasaan hidup yang aman dan tentram dan yangberdiri di atas cinta kepada Allah Yang Maha Sempurna.
      Selanjutnya untuk mencapai tujuanahli tasawuf itu para ahli tasawuf selalu menghindarkan diri dari aliranrasionalisme, materialisme dan juga kultus individu. Sebab hal-hal tersebut,dapat menyesatkan, dapat menuju kepada kehidupan semu dan membawa kepadakehinaan di kemudian hari.
       Dalammengenal Tuhan ahli tasawuf meletakkan dasar-dasar teori pengenalan Tuhandengan cara tertentu yang tidak bersifat rasional, namun melalui dasar-dasarteori perasaan hati, lantaran iman dan ilham yang dilimpahkan Allah kedalamjiwanya. Dengan tasawuf juga diharapkan seorang sufi itu lepas dari pengaruhduniawi dan konsentrasinya kepada Dzat Allah Yang Maha Kuasa. Tentu saja caramengenal Tuhan bagi para ahli kalam akan banyak mempergunakan jalanpenyelidikan akal pikiran, sedangkan para ahli fiqh sering mempergunakanketerangan-keterangan dari dalil naqly. Dasar-dasar ini akan dikemukakan pulapada pasal berikut nanti.


[1]Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf. hal. 179-180.
[2]Harun Nasution. Falsafah dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta. BulanBintang. 1983.
[3]Hamka. Tasawuf Modern. Jakarta. Yayasan Nurul Islam. 1970.
[4]Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, IAIN Sumatera Utara. Pengantar IlmuTasawuf. 1981/1982. hal. 3-4.; dan Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf.hal. 180.
[5]Ibid.
[6]Ibid. hal. 180-181.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By