Breaking News

Selasa, 06 September 2011

Tasawuf Amaly


Dalamtasawuf ‘amaly ada beberapa istilah yang perlu diketahui, yaitu: pertama Muridyang terdiri atas;

-         Mubtady atau pemula, yang baru mempelajari syari’at.
-         Mutawasith, yaitu yang sudah mempunyai pengetahuan yangcukup tentang syari’at Islam.
-         Muntahy, tingkat atas yang telah matang ilmu syari’at,kemudian telah menjalani tharikat dan mendalami ilmu batiniyah, jiwanya bersihkarena sudah bebas dari pada melaksanakan perbuatan ma’siyat.

Nampakkisini betapa syari’at Islam berperan bagi orang-orang yang ingin memasukilapangan tasawuf. Sehingga pelaksanaan syari’at Islam itu termasuk kriteriabagi seorang murid.

Yangkedua ialah syekh. Ia seorang pemimpin kelompok kerohanian, pengawasmurid-murid dalam segala kehidupan, penunjuk jalan dan sewaktu-waktu dianggapsebagai perantara antara seorang murid dengan Tuhannya yang biasa disebutRaithah. Syekh ini disebut juga Mursyid, yaitu orang yang sudah melalui tingkatKhalifah.
Padadasarnya hubungan murid dengan syekh adalah hubungan penyerahan diri sepenuhnyadi mana seorang murid harus tunduk, setia, dan rela dengan perlakuan apa sajayang ia terima dari syekhnya.
Apabilaseorang murid itu telah sampai pada puncak kesucian batin, dinamakan wali ataukutub, yang sudah memperoleh ilmu gaib, ilmu laduni yang tinggi, sehinggatersingkap tabir rahasia yang gaib-gaib. Seorang wali adalah seorang yang telahmencapai puncak kesempurnaan, kecintaan kepada Allah Swt.
Apabiladitinjau dari amalan serta jenis ilmu yang dipelajari dalam tasawuf ‘amalyterdapat apa yang disebut ilmu lahir dan ilmu batin, yang terdiri dari 4kelompok, yaitu syari’at, tharikat, hakikat dan ma’rifat.
-         Syari’at, sebagai amalan lahir yang diperdulikan dalam agamayang biasa dikenal dengan rukun Islam dan segala hal yang berhubungan denganitu, bersumber kepada al-Qur’an dan Hadits.
-         Tharikat, merupakan tata cara yang telah digariskan dalamagama dan dilakukan hanya karena penghambaan diri kepada Allah dan karena inginberjumpa dengan–Nya. Jadi dalam melaksanakan syari’at itu harus berdasarkantharikat tertentu seperti ditetapkannya ketentuan-ketentuan yang bersifatbatiniyah, agar ketentuan-ketentuan lahiriyah itu dapat mengantarkan seseorangkepada akhir perjalanannya melalui tahap demi tahap dan situasi demi situasi.
-         Hakikat, diartikan sebagai aspek batiniyah. Jadi merupakanrahasia yang paling dalam dari segala amal, merupakan inti dari syari’at danakhir dari perjalanan yang ditempuh oleh seorang shufi.
-         Ma’rifat dalam tasawuf, ialah sebagai pengalaman, pemahaman,dan penghayatan yang mendalam tentang Tuhan melalui hati sanubari sedemikianlengkap dan luas, sehinga jiwanya merasa satu dengan Dia.
-         Dalam tasawuf ‘amaly ini dikenal beberapa istilah yangmenunjukkan derajat seseorang setelah melalui beberapa tahap yang diperlukandengan tidak melepaskan diri dari petunjuk seorang guru, yaitu:

-         Tahap pertama adalah al-manazil, merupakantempat-tempat perhatian yang melalui seorang mubtady, misalnya timbulnyayaqdlah, yaitu tergetarnya hati untuk menghentikan kelalaian.
-         Al-Masyahid, yaitu hal-hal yang terlihat di tengah-tengahperjalanan yang sedang di tempuh baik oleh mutawasyith, maupun oleh muntahy,misalnya: masyhadat al-hayawaniyah, kelihatan nafsu kebinatangan padamanusia, anatara lain, nafsu kalbiyah, yaitu apabila ia berjumpadengan kotoran saling berebutan sesama mereka (memperebutkan barang yang sudahjelas haramnya).
-         Al-Maqamat, yaitu derajat yang diperoleh dengan usahasendiri, setelah selamat menempuh perjalanan yang panjang dan berat. Yangbersangkutan menerima tingkatan yang lebih tinggi dari Allah Swt melaluitahap-tahap tertentu yang iasa dinamakan maqam, yaitu: taubat, zuhud, wara’,faqr, shabar, tawakal, dan ridla. Tentu saja sifat-sifat tersebut memerlukanperjuangan melawan hawa nafsu, terutama nafsu amarah, lawwamah dan musawwalah,sehingga sampai kepada nafsu tuma’ninah, dan terus sampai kepada nafsu kamilah.
Al-Ahwal,yaitu derajat dan situasi kejiwaan yang diperoleh seseorang sebagai anugerahdari Allah Swt bukan hasil usahanya seperti pada al-manazil dan al-masyahidtadi. Sekonyong-konyong terbukalah hijab baginya dan naiklah derajatnya sesuaidengan ketentuan-ketentuan dalam al-maqamat. Datang dan perginya kadang-kadangsangat cepat, yang biasa disebut lawwih. Ada pula yang panjang dan lama,yang disebut bawadlih. Apabila kondisi mentalnya terus terbina secarakontinyu, dan kemudian sudah menjadi kepribadiannya, itulah yang disebut al-halyang selalu bergerak naik ke atas setingkat demi setingkat sampai kepada titikkulminasi, yaitu puncak kesempurnaan rohani. Sebagai al-hal ini misalnya:al-ma’ridah dan al-mahabbah. Al-Ahwal ini terdiri antara lain: al-murakabah,al-khauf, al-raja’, al-syauq, (ada rasa rindu kepada Allah), al-uns, yaituterpusat kepada satu titik sentrum. Kepercayaannya mendalam, bukan hanya ilmuyakin, namun sampai kepada ‘ain al-yakin dan hak al-yakin. Dengan demikianjiwanya muraqabah, musyahadah dan sampai kepada ma’rifat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By