Breaking News

Selasa, 06 September 2011

Taubat dan Pengertiannya


       Secarabahasa kata al-taubah berasal dari kata bahasa Arab taba, yatubu, taubatanyang artinya kembali.[1] Sedangkan taubat yang dimaksud olehkalangan sufi adalah memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan disertaijanji yang sungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa tersebut, yangdisertai dengan melakukan amal kebajikan. Harun Nasution, mengatakan taubatyang dimaksud sufi ialah taubat yang sebenarnya, taubat yang tidak akan membawakepada dosa lagi.[2] Untuk mencapai taubat yangsesungguhnya dan dirasakan diterima oleh Allah terkadang tidak dapat dicapaisatu kali saja. Ada kisah yang mengatakan bahwa seorang sufi sampai tujuh puluhkali taubat, baru ia mencapai tingkat taubat yang sesungguhnya. Taubat yangsebenarnya dalam paham sufisme adalah lupa pada segala hal kecuali Tuhan. Orangyang taubat adalah orang yang cinta pada Allah, dan orang yang demikiansenantiasa mengadakan kontemplasi tentang Allah.[3]

            Selanjutnya dalam bukunya, KunciMemahami Ilmu Tasawuf, Mustafa Zahri menyebut taubat berbarengan denganistighfar (memohon ampun). Bagi orang awam taubat cukup dengan membaca astaghfirAllah wa atubu ilaihi (Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya) sebanyak70 kali sehari semalam. Sedangkan bagi orang khawas bertaubat dengan mengadakanriadah (latihan) dan mujahadah (perjuangan) dalam usaha membuka hijab (tabir)yang membatasi diri dengan Tuhan.[4]
            Dalam al-Qur’an banyak dijumpaiayat-ayat yang menganjurkan manusia agar bertaubat. Di antaranya ayat yangberbunyi:

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةًاَوْ ظَلَمُوْا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا الله فَاسْتَغْفِرُوْا لِذُنُوْبِهِمْ

   “Dan (juga) orang-orang yang apabilamengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akanAllah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka.”[5]

وَتُوْبُوْا اِلَى اللهِ جَمِيْعًا اَيُّهَالْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

   “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepadaAllah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”[6]


[1]Lihat Mahmud Yunus. Kamus Arab … hal. 79.
[2]Harun Nasution. Falsafat dan … hal. 67.
[3]Ibid.
[4]Mustafa Zahri. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. (Surabaya: Bina Ilmu. 1995).Cetakan I. hal. 105-106.
[5]Q.S. Ali ‘Imran, [3]: 135.
[6]Q.S. al-Nur, [24]: 31.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By