DoS (Denial of Service) adalah serangan berupa pengiriman data dalam jumlah banyak ke target. Dalam serangan ini penyerang hanya menggunakan satu komputer untuk menyemburkan data ke korbannya.
Penjelasan sederhananya seperti ini: Suatu ketika handphone Anda berbunyi. Sebelum Anda sempat menggangkatnya handphone Anda telah berhenti berbunyi. Tiba-tiba handphone Anda berbunyi lagi dan tanpa sempat Anda mengangkatnya, bunyi itupun segera berhenti. Beberapa kali Anda biarkan tapi masalah ini tak kunjung selesai. Beberapa teman Anda yang hendak menghubungi Anda terpaksa tidak bisa melakukannya karena handphone Anda sibuk terus. Itulah gambaran sederhana serangan DoS di dunia non-cyber.
Di dunia cyber, kasus Anda tersebut merupakan serangan salah satu jenis DoS (Denial of Service). Yang pasti, sebegitu mudahnya DoS ini diterapkan tapi mencegahnya bukanlah suatu hal yang gampang. Target-target serangan DOS biasanya adalah server-server ISP, Internet Banking, E-commerce, Web perusahaan, dan pemerintah.
Serangan DoS dapat dilakukan dengan mengirimkan query sebanyak mungkin hingga target tidak bisa lagi menanganinya sehingga target lumpuh. Cara lain melakukan serangan DoS adalah dengan mengirimkan data rusak atau data yang tidak mampu di tangani oleh server target sehingga server tersebut menjadi hang (tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya dan perlu di restart ulang).
DDoS (Distributed Denial of Service)
Mengirimkan data secara terus menerus dengan menggunakan satu komputer tidak begitu efektif karena biasanya sumber daya server yang diserang lebih besar dari komputer penyerang. Daya bunuh serangan juga akhirnya menjadi lemah.
Hacker penyerangpun memutar otaknya. Serangan dapat lebih mematikan jika tenaga banyak komputer dijadikan satu untuk menciptakan banjir data yang lebih besar.
Komputer-komputer yang diambil alih oleh hacker tersebut disebut zombie. Zombie berfungsi sebagai anak buah atau agen penyerang yang siap beraksi saat mendapat perintah dari “tuannya.”
Semakin banyak zombie yang dikuasai seorang penyerang, semakin berkuasalah sang hacker tersebut karena besarnya tenaga yang ia genggam. Dengan tenaga besar yang dikumpulkan dari komputer-komputer yang dikuasai (secara ilegal tentunya) tersebut, serangan DDoS hampir tidak dapat ditangkal. Karena itulah serangan tipe ini sangat populer di kalangan hacker.
Beberapa situs raksasa seperti Amazon.com, eBay, dan Yahoo pada Februari 2000 rontok selama beberapa jam karena serbuan ini. Gedung Putih juga sempat boyongan karena serangan tipe ini. Gedung Putih terpaksa “memindahkan” IP address situsnya karena jengah menerima serangan DDoS yang sudah dirancang untuk muncul pada tanggal dan jam tertentu dengan memanfaatkan virus tertentu tanpa mampu mencegahnya.
DDoS adalah tipe serangan dengan konsep sederhana. Namun efeknya bisa memindahkan “istana negara.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar