Breaking News

Rabu, 21 Desember 2011

Saatnya Hacker Muda Unjuk Diri

Judul ini tidak mengajak kita utuk beramai-ramai untuk melakukan aksi hacking atau membobol suatu sistem. Tidak ada maksud dari itu semua.
Judul ini tidak mengajak kita untuk pamer hasil deface sistus web, melakukan serangan DDoS kepada musuh, bukan juga untuk membobol rekening bank. Judul ini hanya ingin mengajak kita untuk melihat fenomena yang ada dalam dunia bawah tanah (underground) saat ini. Saat ini dunia underground atau bisa juga disebut sebagai dunia cyber, sangat mengalami krisis, krisis etika. Saat ini, sudah sangat jarang hacker yang memakai etika yang menjadi pedoman para hacker. 



Apa maksud dari ini semua? 
Jawaban dari pertanyaan di atas sangatlah gampang. 
Semakin sempitnya tentang pemahaman dari definisi tentang hacker menjadi hambatan besar dalam membentuk masyarakat yang melek teknologi. Itu semua tidaklah lepas dari  perkembangan teknologi itu sendiri yang disalahgunakan, dunia perfilman misalnya. Film-film yang mempertontonkan aksi-aksi hacking komputer yang selalu memperlihatkan kalau hacker adalah pelaku kriminal. sementara sangat sedikit sekali pihak-pihak yang tegas menggambarkan kepada dunia bahwa Hacker adalah seorang "Pahlawan" dalam dunia komputer.
Akibat dari pencitraan yang salah tersebut, masyarakat umum semakin tegas menganggap bahwa hacker adalah pelaku kriminal, tak peduli dengan kenyataannya. Parahnya, semakin banyak anak muda yang ingin menjadi hebat dengan menjadi hacker. Dengan menjadi hacker, maka ia bisa menjadi kaya, bisa menyombongkan kemampuan dihadapan teman, bahkan ada yang sengaja menantang penegak hukum - sungguh pemahaman yang keliru. 
Padahal, hacker pertama kali lahir adalah sebagai perwujudan dari perlawanan rakyat underground terhadap ketidak adilan yang dibuat oleh pemerintah. Pada saat itu, hacker muncul karena rakyat underground merasa terkekang dengan peraturan yang sama sekali tidak ada artinya. Hacker muncul untuk menentang mereka yang menciptakan perang, menciptakan nuklir, dan menciptakan kekerasan dengan alasan untuk kedamaian dunia. Nah lho? sungguh sangat berbeda dengan fenomena sekarang.
Hacker adalah sosok yang mampu mengubah dunia dengan kecerdasan mereka, dengan berbagai inovasi teknologi informasi, agar dapat mewujudkan dunia masa depan yang didambakan oleh manusia selama ini.
Hacker adalah perwujudan dari kasih sayang Tuhan yang menjelma sebagai dewa, dewa teknologi. Hackerlah yang menjaga dunia cyber (dunia maya) dari kerakusan para penguasa.  Hackerlah yang menjaga dan mengerti tentang sistem komputer, serta merawatnya. Hacker adalah dewa yang mewujudkan mimpi manusia tentang dunia teknologi. Hacker adalah seseorang yang mengerti tentang dunia komputer yang memiliki hati nurani, sehingga dia diangkat menjadi dewa oleh Tuhan.

Generasi Muda dan Hacking Computer

Aku percaya, bahwa generasi muda adalah "agent of change", dan generasi muda adalah generasi yang akan membawa perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. Generasi muda Indonesia memiliki kemampuan tersebut terlepas dari apapun bidang yang mereka tekuni dan cintai.
Begitu juga dalam dunia underground, generasi muda adalah agent of change yang akan membawa kemajuan dalam dunia mereka. Generasi muda adalah mereka yang masih dalam proses pengembangan diri menuju tingkatan hacker tertinggi, hacker elit. Mereka begitu rentan terjerumus ke jalan yang salah serta masih butuh banyak belajar dan bimbingan.


Lalu, bagaimana caranya?
Menjadi seorang hacker elit tidaklah sesulit yang selama ini kita bayangkan. Cara untuk menjadi hacker elit hanyalah dengan belajar, baik belajar sindiri, atau belajar bersama teman forum, grup di jejaring sosial, ataupun di irc. Mudah kan?
Menjadi seorang hacker (peretas) tingkat elit hanya butuh kesabaran, karena walaupun mudah, tapi waktu untuk mencapainya tidaklah sebentar. Selain dari itu semua, seorang peretas haruslah tetap menggunakan etika yang selama ini menjadi pedoman para hacker. Jika sudah rajin belajar dan tetap pada jalur etika, maka tingkatan hacker elit sudah di depan mata.

Mari meretas....
Read more ...

Minggu, 18 Desember 2011

Masalah Linux dan Windows Tentang Kontribusi

Catatan ini harus saya masukan. Jika perlu jadi pelajaran untuk kita. Mari kita pikirkan sejenak tentang semua. ini artikel ini saya ambil dari forum hacker jasakom.

Anda mungkin sudah mendengar, tapi ini memang kejadian sulit dinalar. Bahwa Microsoft, pihak yang memproklamirkan diri sebagai musuh Linux dan free open source software, telah mengumumkan menyumbangkan 20.000 baris kode ke Linux kernel. Microsoft ingin agar kode-kodenya dimasukkan ke kernel Linux.


Perlu diketahui bahwa kode-kode tersebut masih belum dimasukkan ke official Linux kernel. Kode ini juga belum seluruhnya dipelajari komunitas luas untuk mengetahui isi kode sebenarnya. Apakah kode tadi benar-benar kode, atau hanya petaka binary? Akankah kode ini memenuhi standar, atau akankah komunitas berniat membersihkan dan me-maintain-nya?

Saat diwawancarai sebuah majalah Linux tentang apakah ia sudah mempelajari kode tadi, Linus Torvalds (the father of Linux) menjawab: “Saya belum mempelajarinya. Utamanya karena saya tida tertarik kode driver (kode ini tidak berdampak sama sekali) lebih-lebih karena saya tidak menggunakan kode ini.

Untuk hal-hal seperti ini, saya mempercayakan pada maintainer. Saya cenderung mempelajari kode ketika terjadi bug, atau ketika kode digunakan di banyak subsystem, atau sewaktu kode ini merupakan salah satu core subsystem yang saya terlibat di dalamnya (misalnya Virtual Machine, core device resource handling, basic kernel code dll).

Saya mungkin akan mempelajarinya ketika kode dikirimkan langsung oleh maintainer (dalam hal ini Greg [Kroah-Hartman]).”

Sejak Microsoft menyerahkan kode tadi, beredar beragam opini dan komentar. Untuk mengetahui apa di balik kode tadi, mari kita memulainya dari paragraf pembuka press release Microsoft yang berbunyi demikian.

“Today, in a break from the ordinary, Microsoft released 20.000 lines of device driver code to Linux community. The code, which includes three Linux device drivers, has been submitted to the Linux kernel community for inclusion in the Linux tree. The drivers will be available to the Linux community and customers alike, and will enhance the performance of the Linus operating system when virtualized on Windows Server 2008 Hyper-V or Windows Server 2008 R2 Hyper-V.”

Anda mungkin tidak sabar. Mari kita perhatikan baris pertama, “in a break from the ordinary.” Benar. Biasanya Microsoft mencoba menghancurkan Linux dan free software. Microsoft membenci lisensi GPL dan menyebutnya virus, kanker, perusak hak cipta, dan bahkan anti-Amerika. Ya, ini hanyalah a break. Tidak ada yang berubah di Redmond, perusahaan ini masih membenci Linux dan masih ingin menghancurkannya.

Pertanyaan berikutnya, mengapa Microsoft menyerahkan patch? Patch ini berisi 3 driver yang akan meningkatkan performa Linux ketika divirtualisasikan sebagai guest di produk virtualisasi Microsoft bernama Hyper-V. Ahaa…, sekarang udangnya terihat dari balik batu.

Kode tadi bukanlah sebuah bentuk kemurahan hati semata, tetapi untuk memastikan Linux berjalan mulus di teknologi virtualisasi Microsoft. Microsoft menyadari dunia tengah bergerak menuju free software dan user tengah mengimplementasikan Linux di infrastruktur mereka.

Sekalipun motivasinya murni demi kepentingan pribadi, adakah hal yang salah dengan kode tersebut? Microsoft berencana “membuat open source lebih baik” dan langkah nyata ini terlihat, tapi ujung-ujungnya Microsoft melakukan sesuatu yang tidak dapat diprediksi, memberi kontribusi ke free software, dan ini adalah sebuah kemenangan.

Di dalam portofolionya, Microsoft sudah lama menyatakan Linux melanggar hak cipta software. Microsoft CEO Steve Ballmer mengatakan, semua orang yang menggunakan Linux berarti tidak mempunyai tanggung jawab legalitas berimbang dan Microsoft akan memberikan kompensasinya berupa hak cipta (intellectual property).

Saat ditanya bagian mana yang dilanggar hak ciptanya, Microsoft tidak pernah mengatakannya, ini merupakan bagian strategi Microsoft untuk menyebarluaskan ketakutan (fear), ketidakpastian (uncertainty) dan keraguan (doubt) di pasar. Microsoft akan menempuh langkah selanjutnya, dengan menyeret produsen GPS TomTom ke meja hijau dengan alasan implementasi VFAT di Linux kernel melanggar hak paten.

Sebagian orang mencemaskan patch ini akan memasukkan hak paten Microsoft langsung ke Linux kernel, lagi pula kode-kode tersebut adalah driver yang didesain khusus di teknologi virtualisasi Microsoft.

Komunitas tidak pelu mengkhawatirkan, karena kode dirilis di bawah GNU GPLv2 yang di Section 7 mengharuskan author menyatakan lisensi bebas royalti, atau menghentikan distribusi program. Pendek kata, Microsoft tidak dapat menuntut atas kode ini karena dibawah lisensi GPL (walau tidak menutup kemungkinan Microsoft tidak akan berhenti mencobanya).

Ada peluang kode tadi adalah Trojan horse, tapi mustahil. Kode harus masuk ke mainstream kernel lebih dulu, harus mendapat restu dari Linus dan pengikutnya guna memastikan “kebersihannya”.

Ini tindakan yang harus ditempuh Microsoft agar segalanya berjalan sesuai harapan. Karena itulah, Microsoft harus memainkan bola atau beresiko kehilangan sama sekali segalanya.

Kalau demikian, ada apa sebenarnya dengan kode tadi? Ini adalah langkah cerdik (dan penting) Microsoft guna memuluskan migrasi kliennya ke Linux.

Microsoft menyadari klien mereka hendak memvirtualisasikan Linux server dan saat ini pengguna tidak dapat melakukannya dengan baik di Microsoft menggunakan Hyper-V. Jadi, jika Microsoft tidak mengambil langkah apapun, klien mereka akan beralih dari Microsoft Windows sebagai host operating system.

Di sisi lain, ini bukan perubahan berdasar hati nurani. Microsoft bukan hendak merangkul Linux, atau GPL, atau free software. Langkah ini adalah strategi murni agar Microsoft dapat bertahan di persingan teknologi virtualisasi.

Microsoft hanya menggarap sesuatu yang paling memikat minatnya (seperti halnya banyak perusahaan) dan ini tidak terkecuali. Microsoft “Open Source Technology Center” tidak lain adalah upaya berada di atas fenomena free source, memposisikan dirinya untuk bertarung dan menghancurkannya.

Banyak atensi baru Microsoft terhadap open source merupakan hasil langsung kasus Anti-trust Komisi Eropa yang memaksa Microsoft membuka source produk-produk tertentu dan merilis dokumenasi teknis.

Banyak tulisan mengatakan ini merupakan dukungan terhadap GPL, dan Microsoft tengah melegitkan kodenya sebagai valid lisence untuk merilis teknologinya di bawah payung GPL. Tapi benarkah demikian? Kernel developer dan karyawan Novell Greg Kroah-Hartman, yang begitu aktif mengharuskan Microsoft merilis kode, memposting beberapa pandangan menarik di blog-nya.

Mengutip pernyataan Microsoft, ia mengatakan bahwa alasan Microsoft merilis kode di bawah GPL karena Microsoft “telah menggunakan kode Linux, (dan akibatnya) Microsoft punya kewajiban meng-open source-kan device driver.

Ini adalah proses yang digariskan komunitas Linux.“ Menarik di catat bahwa Microsoft hanya marilis kode karena Microsoft harus melakukannya. Ini bukan sebuah bentuk dukungan terhadap GPL, hanya persyaratan agar kode Microsoft dapat dimasukkan kernel.

Apa yang harus kita lakukan? Mungkin Linux harus menolak kode itu dan membiarkan Mocrosoft tetap di luar sana. Atau haruskah kita membantu Microsoft? Sayangnya, siapapun bebas mengkontribusikan kode bila ternyata kode tadi berguna dan mempunya kualitas memadai.

Kami kembali ke Linus dengan menanyakan apakah ia senang memasukkan patch ini, walau patch berasal dari Microsoft. Ia menjawab:

“Oh, saya sangat yakin akan “teknologi dibanding politik”. Saya tidak peduli kode berasal dari siapa, selama kode tadi mempunyai alasan kuat dan kita tidak perlu mencemaskan masalah lisensi dan lainnya.

Sebenarnya pada level tertentu, saya sangat setuju memasukkan kode atau patch tadi karena berasal dari anggta baru sebuah komunitas daripada tidak ada kontribusi sama sekali (sekali lagi saya menandaskan driver ini spesial. Driver atau kode atau patch tidak berdampak pada hal-hal lain, sehingga lebih mudah dimasukkan atau digabungkan daripada kode-kode yang mengarah pada core).

Saya menertawakan Microsoft, tetapi pada saat yang bersamaan, saya pikir kebencian Microsoft adalah sebuah penyakit. Saya percaya akan open development, dan sangat setuju untuk tidak hanya membuka source senantiasa open, tetapi juga tidak menutup bagi orang atau perusahaan lain.

Jadi sangatlah mungkin kode ini dimasukkan mainline kernel dan ini bagus. Siapa tahu Microsoft sudah tercerahkan!” Linus benar. Kita jangan menolak kontribusi dari siapapun berdasar siapa kontributor itu. Kualitas kontribusilah yang penting.

Still, one can’t help but notice a pattern in Microsoft’s history, which jades their offer. Should that matter? IBM dan perusahaan lain melakukan hal serupa di masa lalu. Perbedaannya hanyalah mereka kini merangkul Linux, ketimbang mencoba menyingkirkannya. Apakah ini membuat mereka kontributor yang lebih berharga?

Linus mengatakan inilah bagaimana semua kode open source dibuat, para developer menggaruk gatal. Fakta bahwa kode tadi berasal dari Microsoft seharusnya tidak membedakan. Linus mengatakan:

“Saya setuju bahwa patch didorong kepentingan pribadi, tapi itulah bagaimana semua kode open source dibuat! Kita semua “menggaruk gatal kita”. Inilah alasan saya mengawali Linux, dan mengapa saya masih terlibat di dalamnya. Inilah alasan bagi semua orang untuk menyudahinya menjadi open source, sampai tingkat tertentu.

Jadi, memprotes fakta bahwa Microsoft memilih wilayah berdasar kepentingannya adalah bodoh. Tentu Microsoft memilih area yang menguntungkannya. Itulah poin dari open source, kemampuan membuat kode lebih baik untuk kebutuhan Anda, siapapun ‘Anda’ dalam hal ini.

Apakah orang memprotes ketika perusahaan hardware membuat driver untuk hardware yang diproduksinya? Tidak. Gila bila Anda memprotesnya. Apakah orang memprotes saat IBM mendanai semua pengembangan POWER, dan menggarap fitur-fitur enterprise (perusahaah) lantaran IBM menjualnya ke enterprise? Tidak. Edan jika Anda memprotesnya.

Karenanya, orang yang memprotes soal Microsoft yang membuat driver untuk model virtualisasi mereka sendiri semestinya mengaca lama-lama dan bertanya pada diri sendiri mengapa mereka begitu hypokritis.”

Tentu kode Microsoft didesain menguntungkan mereka, demikian pula kode lain yang dikontribusi perusahaan dan seringkali individu. Ambil contuh Intel dengan proyek Moblin. Ia didesain agar produk Intel menjadi teknologi lini depan dan bagian serangan awal terhadap arsitektur ARM yang menyerbu sektor notebook dan kuat di Linux.

Begitulah kode Microsoft merupakan langkah terkalkulasi dan murni didorong ego pribadi, tapi ini bukan hal baru di dunia free siftware. Tentu kita harus mengingat siapa Microsoft dan apa tujuannya, namun sebagaimana dikatakan Linus, begitulah cara setiap orang masuk ke open source pertama kali.

Pada akhirnya, sekalipun driver ini dimasukkan kernel, itu tergantung distro menyertakannya atau tidak. Artinya sekalipun strategi Microsoft saat ini unggul, driver tidak akan seperti harapan Microsoft bila perusahaan seperti RedHat, Novell, dan Ubuntu tidak memasukkan driver tersebut. Masih terlalu dini dan masih banyak yang harus dipelajari.

Microsoft memahami free software tidak akan enyah dan ia ingin kode ini berada di kernel agar ia tetap bisa dalam lingkaran permainan. Microsoft harus memastikan Linux akan berjalan di produknya, jika tidak, Microsoft akan kehilangan banyak hal.

Apa yang harus dipahami Microsoft adalah dirinya bertarung dalam dalam sebuah pertempuran yang akan membuatnya meratapi kekalahan. Ini adalah contoh sebuah fakta dan seharusnya menjadi bel penggugah sang raksasa.

Jadi, jangan melupakan siapa Microsoft itu, namun pada waktu bersamaan bila ia mengkontribusi kode bermanfaat maka tidak ada salahnya kita adopsi dan menyempurnakannya.

Sumber Surya Andrial Dinur






Sumber
Read more ...

Jumat, 16 Desember 2011

DoS dan DDoS (Serangan yang Mematikan)

Dos (Denial of Servie)

DoS (Denial of Service) adalah  serangan berupa pengiriman data dalam jumlah banyak ke target. Dalam serangan ini penyerang hanya menggunakan satu komputer untuk menyemburkan data ke korbannya.

Penjelasan sederhananya seperti ini: Suatu ketika handphone Anda berbunyi. Sebelum Anda sempat menggangkatnya handphone Anda telah berhenti berbunyi. Tiba-tiba handphone Anda berbunyi lagi dan tanpa sempat Anda mengangkatnya, bunyi itupun segera berhenti. Beberapa kali Anda biarkan tapi masalah ini tak kunjung selesai. Beberapa teman  Anda yang hendak menghubungi Anda terpaksa tidak bisa melakukannya karena handphone Anda sibuk terus. Itulah gambaran sederhana serangan DoS di dunia non-cyber.


Di dunia cyber, kasus Anda tersebut merupakan serangan salah satu jenis DoS (Denial of Service). Yang pasti, sebegitu mudahnya DoS ini diterapkan tapi mencegahnya bukanlah suatu hal yang gampang. Target-target serangan DOS biasanya adalah server-server ISP, Internet Banking, E-commerce, Web perusahaan, dan pemerintah.

Serangan DoS dapat dilakukan dengan mengirimkan query sebanyak mungkin hingga target tidak bisa lagi menanganinya sehingga target lumpuh. Cara lain melakukan serangan DoS adalah dengan mengirimkan data rusak atau data yang tidak mampu di tangani oleh server target sehingga server tersebut menjadi hang (tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya dan perlu di restart ulang).



DDoS (Distributed Denial of Service)



Mengirimkan data secara terus menerus dengan menggunakan satu komputer tidak begitu efektif karena biasanya sumber daya server yang diserang lebih besar dari komputer penyerang. Daya bunuh serangan juga akhirnya menjadi lemah.

Hacker penyerangpun memutar otaknya. Serangan dapat lebih mematikan jika tenaga banyak komputer dijadikan satu untuk menciptakan banjir data yang lebih besar.

Komputer-komputer yang diambil alih oleh hacker tersebut disebut zombie. Zombie berfungsi sebagai anak buah atau agen penyerang yang siap beraksi saat mendapat perintah dari “tuannya.”

Semakin banyak zombie yang dikuasai seorang penyerang, semakin berkuasalah sang hacker tersebut karena besarnya tenaga yang ia genggam. Dengan tenaga besar yang dikumpulkan dari komputer-komputer yang dikuasai (secara ilegal tentunya) tersebut, serangan DDoS hampir tidak dapat ditangkal. Karena itulah serangan tipe ini sangat populer di kalangan hacker.

Beberapa situs raksasa seperti Amazon.com, eBay, dan Yahoo pada Februari 2000 rontok selama beberapa jam karena serbuan ini. Gedung Putih juga sempat boyongan karena serangan tipe ini. Gedung Putih terpaksa “memindahkan” IP address situsnya karena jengah menerima serangan DDoS yang sudah dirancang untuk muncul pada tanggal dan jam tertentu dengan memanfaatkan virus tertentu tanpa mampu mencegahnya.

DDoS adalah tipe serangan dengan konsep sederhana. Namun efeknya bisa memindahkan “istana negara.” 
Read more ...

Rabu, 14 Desember 2011

Etika Yang Kini Sudah Mulai Hilang

Kehidupan yang makin penuh tuntutan membuat gaya hidup manusia semakin berubah. Bahkan beberapa hal sederhana yang dulu penting kini sering dilupakan.

Di tengah kesibukan dan nilai-nilai baru yang kita terima dari berbagai sumber, banyak hal kecil yang pelan-pelan ditinggalkan. Etika-etika ringan yang dulu penting, kini perlahan hilang atau bahkan sengaja dilupakan untuk kepentingan pribadi. Tentu saja Anda tak ingin dicap sebagai orang yang egois dan tidak peduli sekitar.



Maaf, terima kasih, tolong
Tiga kata ini sering kali lupa kita ucapkan kepada orang-orang di sekitar. Akan lebih baik menggunakan kata “tolong” saat meminta pegawai atau asisten rumah tangga melakukan sesuatu untuk kita. Begitu juga sesudahnya, kata terima kasih kerap lupa diucapkan. Memang terlihat remeh, tapi orang yang dimintai bantuan akan merasa lebih dihargai jika Anda mau mengucapkan tolong dan terima kasih.

Saat bersenggolan di pusat perbelanjaan atau tak sengaja menginjak kaki orang saat berhimpitan di bus, seringkali terlihat orang tersebut hanya berpaling tanpa mengucap kata maaf. Tak ada yang dirugikan saat kata maaf terucap, yang ada justru perasaan lebih tenang. Kata maaf merupakan kata yang singkat namun seringkali sulit diucapkan. Jangan termakan gengsi saat mengucap kata maaf. Itu bisa membantu Anda memperbaiki hubungan dengan orang lain atau membuat suasana menjadi lebih damai.

Menatap mata
Pemandangan umum saat ini adalah, seseorang menatap ponselnya ketika berbicara dengan orang lain. Usahakanlah untuk selalu menatap lawan bicara Anda saat sedang berbicara atau memberikan instruksi. Tunda sesaat aktivitas terhadap ponsel Anda ketika sedang berbicara dengan seseorang. Menatap lawan bicara akan membuat mereka merasa lebih dihargai. Jika memang respon di ponsel Anda tidak bisa ditunda, sebaiknya komunikasikan hal tersebut dengan lawan bicara. Katakan "Maaf saya harus menjawab SMS penting ini terlebih dahulu," dan setelah itu lanjutkan pembicaraan.

Menahan pintu 
Ini tindakan yang sangat ringan yang menunjukkan Anda menghargai orang lain. Saat hendak keluar atau masuk melalui pintu, usahakan tahan pintu untuk orang di belakang Anda. Tindakan kecil ini menunjukkan Anda orang yang perhatian dan menghargai orang lain di sekitar.

Masuk lift 
Bahkan di perkantoran mewah, pemandangan ini sering terjadi. Seseorang langsung masuk ke lift ketika belum semua orang di lift keluar. Tindakan seperti ini justru membuat proses keluar-masuk lift lebih lama karena ada orang yang terhalang untuk keluar. Sebaiknya, tunggu sampai semua orang keluar baru Anda masuk ke dalam lift. Dengan begitu semua orang nyaman dan tidak perlu ada orang yang kesal dan mengumpat karena terhambat jalan keluarnya.

Berikan tempat duduk 
Sering kali penumpang yang masih sanggup berdiri terlihat menduduki kursi yang seharusnya bisa diberikan kepada yang lebih membutuhkan. Walau sejak sekolah dasar pelajaran ini sudah diberikan, tapi tetap saja masih banyak orang yang melupakannya. Wanita hamil, orang berusia lanjut, penyandang cacat, dan anak-anak sebaiknya diberikan prioritas untuk memperoleh tempat duduk. Bahkan di beberapa kendaraan umum sudah ada tanda untuk itu. Beberapa teman bahkan mengaku sering pura-pura tidur agar bisa tetap duduk walau ada yang lebih membutuhkan.

Posisikan diri Anda seperti orang tersebut, jika Anda merasa ingin duduk saat membawa bawaan berat, maka tak ada salahnya memberikan tempat duduk pada orang yang membawa bawaan berat saat bertemu di kendaraan umum.

Antre 

Terburu-buru bukan alasan untuk memotong antrean dengan berbagai trik. Jika ada sekumpulan orang menunggu di depan lift, Anda tak bisa semena-mena menyerobot ke depan untuk mendapat giliran masuk. Bukan hanya Anda di dunia ini yang terburu-buru. Hargailah orang lain di sekitar. Anda tentu kesal jika antrean Anda diserobot. Jangan melakukan hal yang sama pada orang lain.

Memperkenalkan teman
Adakalanya kita lupa mengenalkan teman kita dengan teman baru saat bertemu di suatu tempat. Jika Anda pergi dengan ibu, lalu bertemu teman, kenalkanlah ibu Anda kepada teman. Begitu juga ketika Anda pergi bersama orang lain. Kenalkan teman Anda beserta hubungannya. Misalnya, "kenalkan ini Adam, kakak saya" atau "kenalkan ini Dina, teman kantor saya". Hal kecil tersebut membuat teman atau partner kita merasa dihargai karena diakui keberadaannya. Selain itu membuka pertemanan baru adalah hal yang baik.

Sibuk dengan telepon
Saat ada pertemuan penting atau beribadah, jangan lupa atur bunyi telepon seluler Anda agar tidak menganggu. Jika tidak terlalu penting sebaiknya jangan angkat telepon masuk saat sedang dalam pertemuan penting. Minta izin terlebih dahulu lalu tinggalkan ruangan jika memang harus mengangkat telepon.

Begitu juga dengan nada bicara, usahakan untuk tidak berbicara dengan suara keras saat Anda berada di tempat umum seperti mal, kantor, atau sekolah. Kehadiran ponsel pintar membuat banyak orang kini terbagi perhatiannya pada kegiatan yang sedang dilakukan. Saat sedang beribadah sebaiknya simpan rapat-rapat ponsel Anda di tas. Jangan pula membuat teman atau orang tua Anda kesal dengan terus memainkan ponsel saat berbicara dengan mereka.

Menyapa 
Saat bertemu tetangga, berikan sapaan yang ramah. Jangan berlaku pura-pura tidak melihat ketika berpapasan dengan orang yang Anda kenal. Bangun hubungan baik hanya dengan teguran yang sederhana. Anda tidak pernah tahu kapan akan membutuhkan orang tersebut. Karena itu tak ada salahnya bangun hubungan baik dengan tindakan-tindakan yang kecil namun berarti.

sumber: yahoo.id
Read more ...

Minggu, 20 November 2011

Menjadi Istimewa dengan Open Source


Istimewa bisadiartikan dengan sesuatu yang khas, lain dari pada yang lain, atau luar biasa.Jika kata istimewa tersebut disematkan pada kata “orang” atau “manusia”sehingga menjadi “orang istimewa” atau “manusia istimewa” sudah bisa dipastikankita semua akan berkesimpulan bahwa “ada sesuatu yang luar biasa pada diriorang tersebut”. Predikat istimewa sendiri hanya bisa diperoleh dari penilaianorang lain terhadap suatu individu ataupun kelompok, individu pribadi ataukelompok sendiri tidak akan pernah bisa menyandingkan kata istimewa dengan namapribadi atau kelompok dengan klaim yang berasal dari mereka. Sebagai contoh,anda tidak bisa hanya dengan mengatakan “aku ini memang istimewa” lantas andaakan mempunyai predikat “istimewa” di hadapan orang lain, tetapi harusdibutuhkan pengakuan dari orang lain yang mengatakan “anda ini memang istimewa”baru anda bisa merasakan bahwasanya ada sesuatu yang istimewa dari diri anda.

Berbicaraistimewa dalam sudut pandang teknologi informasi dan komunikasi di dalam ruanglingkup sebuah negara, khususnya Indonesia ternyata ada sesuatu yang istimewadengan negara yang satu ini bahkan keistimewaan tersebut telah membuat cirikhas negatif tersendiri yang menempel dengan erat layaknya perangko di kartupos. Pasti anda yang membaca tulisan ini sudah “ngeh” dengan ciri khas negatifyang penulis maksud tersebut, iya benar Indonesia berada di peringkat ke tujuhdunia dengan 65% pengguna komputer pribadi yang menggunakan software bajakan.Sebuah studi yang dilakukan oleh BSA (Business Software Alliance) di 32 negarayang melibatkan 15 ribu pengguna PC menunjukkan, hampir separuh pengguna PCmenggunakan peranti lunak (software) bajakan. Enam negara di Asia Pasifik,seperti Tiongkok, Vietnam, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, dan Indonesiamasuk dalam daftar 10 negara pengguna software bajakan terbesar. (InvestorDaily Indonesia, 9 September 2011)
Jadi predikat“istimewa” yang menempel tersebut bukanlah hal mengada-ada, tetapi sesuaidengan fakta dan bukti statistik. Sungguh sangat di sayangkan sekali denganjumlah penduduk 237 juta jiwa lebih yang tinggal di Indonesia sebagian besarmerupakan pengguna produk teknologi informasi dan komunikasi terutama perangkatlunak bajakan, semakin menjamurnya produsen perangkat keras semacam notebookataupun netbook ternyata juga berpengaruh dengan semakin meningkatnya tingkatpenggunaan perangkat lunak bajakan. Menyalahkan dan menuduh krisis ekonomiglobal sebagai penyebab dari semua ini jelas bukanlah hal yang masuk diakal,meningkatnya kemampuan membeli perangkat-perangkat teknologi informasi bisadijadikan indikasinya, banyak yang beli notebook baru kok dianggap sedangkesulitan ekonomi  . Demikian juga denganmahalnya membeli lisensi dari perangkat lunak semacam Microsoft Office jugatidak bisa dijadikan alasan untuk menyalahkan dan menuduh sebagai biang kerokmenempelnya predikat “istimewa” dengan konotasi negatif di Indonesia ini,karena begitu banyaknya perangkat lunak gratis bahkan yang open source pun bisadi dapatkan dengan mudah.
Sebenarnyayang menjadi pangkal utama dari masalah ini adalah terlalu “istimewanya” segalaproduk yang berbau open source bagi sebagian besar masyarakat Indonesia,Keistimewaan open source di mata masyarakat menyebabkan open source terasaasing dan aneh bagi mereka. Sebagai contoh saja, lidah masyarakat Indonesiaakan sangat familiar sekali di saat menggunakan sistem operasi windows, tetapisebaliknya akan terasa tawar jika menggunakan sistem operasi linux. Di saatmembeli komputer atau notebook untuk pribadi pastilah yang pertama kali di cariadalah teknisi komputer yang bisa menginstallkan sistem operasi windows untukkomputer atau notebook baru mereka, jarang sekali atau bahkan tidak pernahditemui seseorang yang baru belajar menggunakan komputer minta di installkansistem operasi linux di komputer mereka, parahnya lagi disaat tahap prosesintallasi sistem operasi selesai mereka juga menginginkan di installkanperangkat lunak – perangkat lunak yang bisa membantu pekerjaan sehari hari,seperti microsoft office, adobe photoshop, corel draw dan lainnya mulai dariaplikasi perkantoran sampai dengan aplikasi multimedia. Hal ini akan membuatperangkat lunak open source terasa semakin asing bagi mereka.
Beruntunglahditengah-tengah keterasingan dan gempuran perangkat lunak bajakan yang semakinmerajalela, semangat open source tetap menyala-nyala di dada para pengguna danpenggiat open source Indonesia. Semangat ini justru menjadi keistimewaantersendiri bagi dunia open source, belum lagi dukungan dari pemerintah yangkian hari kian positif semakin menambah nilai keistimewaan dari open source itusendiri. Ditambah lagi dengan potensi penduduk yang begitu besar sangatmemungkinkan sekali open source akan berkembang pesat di Indonesia, hanyatinggal menunggu hitungan waktu saja karena SDM yang akan dihasilkan tentunyajuga lebih besar daripada negara-negara yang lain. Semangat membara dariteman-teman penggiat dan pengguna open source dengan berbagai komunitasnya yangada tidak boleh padam, kegiatan-kegiatan yang bersifat mencerdaskan dan membukailmu pengetahuan bagi orang lain semacam workshop dan seminar perlu terusdigalakkan dengan terus menggandeng para pengendali pemerintahan di Indonesiaini, mulai dari tingkat daerah sampai tingkat nasional, mulai dari lembagapendidikan sampai dengan lembaga layanan publik, mulai dari organisasi swastasampai dengan organisasi pemerintahan, kegiatan tersebut harus tetapdilaksanakan. Acara promosi atau pameran produk open source juga harus mulaiditingkatkan, launching distro lokal bersama para pejabat pemerintahan daerahmau tidak mau sesering mungkin harus diadakan.
Tidak mudahmemang untuk melakukan semua itu, terkadang semangat saja tidak cukupdibutuhkan keikhlasan dan kesabaran di dalam proses edukasi untuk masyarakatIndonesia yang masih awam. Tetapi justru dengan keikhlasan dan kesabarantersebut, sekali lagi dunia open source akan menunjukkan keistimewaannya. Jikasemua itu sudah terjadi, maka sebuah keniscayaan Indonesia yang dulunyaterkenal istimewa dengan penggunaan perangkat lunak bajakannya berubah menjadilebih istimewa karena menjadi negara pengguna dan penghasil perangkat lunakopen source di seluruh dunia. Disaat tulisan ini dibuat, penulis sedang asyikbermesraan dengan Aptana Studio sebuah software web editor yang open sourcedengan lisensi GNU General Public License (GPL), beberapa bulan yang lalubanyak rekan kerja penulis yang mengatakan “bukankah menggunakan dream weaverlebih mudah?”, tetapi sekarang lain pula yang dikatakan “ada gak aptana studioversi windows?”. Hal yang kecil tersebut menunjukkan bahwasanya fajarkebangkitan dari dunia opensource sudah menyingsing di seantero Indonesia,tinggal menunggu waktu hingga panasnya membakar bumi nusantara ini.
So, sudah siapkah anda menjadiistimewa?

Artikel ini disalin dari numb.web.id
Read more ...

Jurus Menggerus Virus “Bajak Sana Bajak Sini”


Oleh: HendroTri Utomo, Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi, Sistem Informasi InstitutTeknologi Sepuluh Nopember.
Semut di seberang lautan tampakjelas, gajah di pelupuk mata kasat mata. Mungkin, peribahasa inilah yang palingtepat untuk menggambarkan kondisi Indonesia saat ini. Isu perseteruan antaraIndonesia dan Malaysia yang sedang hangat, seolah memacu semangat“nasionalisme” Indonesia untuk mempertahankan aset Indonesia dari intervensinegara tetangga kita ini. “Ganyang, ganyang, ganyang” kata-kata inilah yangsering diteriakkan orang-orang yang mengaku “cinta” Indonesia. Tidak ada yangsalah dengan fenomena ini. Setiap orang yang haknya direbut oleh orang lainsecara paksa atau tanpa izin pasti akan marah. Suatu hal yang wajar.
Yang menjadi pertanyaansekarang adalah bagaimana jika bangsa kita sendirilah yang menjadi “tersangka”perampasan hak orang lain? Apakah kita masih bisa dengan lantang berteriak“ganyang”? Faktanya, bangsa kita sendiri selama beberapa dekade ini tidakpernah luput dengan budaya “bajak sana, bajak sini”. Pernahkah kita menghitung,berapa banyak perangkat lunak (software) bajakan yang telah kita pakai selamaini? Pernahkah kita meniti, berapa banyak film, sinetron, dan lagu dalam negeriini yang dengan enaknya menjiplak karya orang lain? Tidak perlu mencaci bangsalain dahulu. Kita harus mau membuka mata bahwa pembajakan, perampasan hak oranglain, begitu banyak terjadi di internal bangsa kita sendiri.
Selamatdatang di “heaven of pirates”.
Laporantahunan ke-7 2009 oleh BSA (Business Software Alliance) yang dirilis Mei 2010,mengungkapkan bahwa Indonesia masih menjadi 15 besar negara dengan tingkatpembajakan software tertinggi di dunia. Dalamlaporan tersebut, Indonesia bertengger di peringkat ke-12 dengan persentasepembajakan 86%. Total kerugian yang ditimbulkan mencapai US$ 886 juta atausetara Rp 8 triliun.
Description: http://kem.ami.or.id/wp-content/uploads/2011/09/630.-Hendro-Jurus-Menggerus-Virus-Bajak-Sana-Bajak-Sini-2.jpg
Tabel1. 15 Negara dengan tingkat pembajakan tertinggi dan terendah 2009 (BSA-2010)
Dimata internasional, Indonesia dikenal sebagai negara pembajakan (piracy state) atau surgapara pembajak (heaven ofpirates). Setelah membajak perangkat lunak (software), buku, barangelektronik dan pakaian dianggap sebagai suatu hal yang lumrah, pembajakan jugamelakukan “ekspansi” di bidang makanan, farmasi, dan bidang-bidang lainnyaAkibatnya adalah semakin memburuknya citra Indonesia di mata internasional.Atas “prestasi”-nya tersebut, negara kita sukses mengantongi gelar PriorityWatch List (PWL)oleh United States Trade Representative (USTR)”sejak tahun 2001. Gelartersebut merupakan predikat buruk bagi negara-negara yang wajib untuk“diwaspadai” dalam industri perdagangan. Tahun 2008, Indonesia sempat berhasilmenanggalkan gelar yang memalukan ini. Namun, tahun 2009, Indonesia kembalimengantonginya karena ternyata pelanggaran HAKI kembali marak, bahkan semakinparah.
Faktadi lapangan sendiri tidak jauh berbeda dengan data yang ada, bahkan jauh lebihparah. Jika diteliti lebih lanjut, mungkin tingkat pembajakan di Indonesiatidaklah 86%, namun bisa saja 90% atau mungkin 99%. Lihat saja, hampir segalajenis produk dapat kita temukan versi bajakannya di Indonesia. Mulai dari Software,CD, DVD, Film / musik, handphone, serta beragam perangkat elektronik lainnyaseperti TV, VCD/DVD player pun juga ada. Beberapa produk memang bukan murnihasil produksi Indonesia, tetapi distribusi barang bajakan tersebut diIndonesia dapat dikatakan sebagai yang terbesar di dunia.
Pembajakandan “efek domino”-nya.
Dampak pembajakan sangat mengerikan.Citra buruk karena pembajakan mengancam eksistensi industri dalam negeri.Bagaimana industri lokal dapat bersaing di dunia internasional, ketika aksesekspor justru terancam ditutup oleh negara-negara lain? Hal ini diperparahdengan beredar luasnya produk dengan merek-merek asing bajakan di pasar lokal.Akibatnya industri lokal pun banyak yang berguguran. Pengangguran meningkat,kemiskinan pun tidak terhindarkan. Menurut badan pusat statistik (BPS),pengangguran di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 9.258.964. Sedangkan jumlahpenduduk miskin mencapai 11.910.500 jiwa.
Harapanbangsa
Lalu,seandainya suatu hari kita mampu menekan dan mendegradasi pembajakan di negeriini, apakah nasib bangsa Indonesia akan berubah? Jawabnya adalah “ya”. IDC (International Data Corporation)dalam risetnya menemukan bahwa penurunan pembajakan software PC dapatmenghasilkan manfaat ekonomi signifikan. Dimana apabila pembajakan softwaredapat diturunkan sebesar 10% saja dalam empat tahun maka hal tersebut akanmenambah pendapatan bagi pemerintah sebesar $24 miliar tanpa harus meningkatkanpajak. Pada faktanya, IDC memperkirakan bahwa tiap satu dollar nilai softwarelegal yang dijual di suatu negara, maka akan mencul penghasilan tambahansebesar $34 bagisektor layanan lokal dan perusahaan distributor software dalam negeri. Hal inijuga mampu menciptakan sekitar peluang 3000 lapangan kerja baru, danmeningkatkan penghasilan industri lokal lebih dari 1.5 juta dolar AS.
Selain dari sisi ekonomi,apabila pembajakan dapat diminimalkan, dari sisi perkembangan industri dalamnegeri pun bisa dipastikan akan mengalami perubahan yang menguntungkan.Industri perfilman, industri manufaktur, industri musik, dan industri-industriyang lain akan mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produksinya, tanpaharus takut terkena imbas dari pembajakan. Jika hal ini dapat diwujudkan,niscaya produk dan karyakarya Indonesia pasti dapat bersaing di kancahInternasional.
JurusMenggerus Virus “Bajak Sana Bajak Sini”
Berbagaiupaya pemberantasan pembajakan telah ditempuh beberapa elemen masyarakatseperti pemerintah, komunitas-komunitas nirlaba, kepolisian, hingga masyarkatumum. Sebagai referensi, dari pihak pemerintah sendiri sampai saat ini telahmengeluarkan berbagai peraturan perundangan yang memberikan perlindungan HaKI(Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002), didukung pula dengan fatwa MUI (MajelisUlama Indonesia) mengenai kekayaan intelektual Nomor 1/MUNAS VII/MUI/15/2005.Sementara itu, pihak kepolisian pun juga kerap melakukan sweeping penggunaan dan penjualan produkbajakan. Di kalangan akademisi dan masyarakat umum pun mulai banyak bermunculankomunitaskomunitas alternatif yang memberikan solusi antipembajakan sepertikomunitas Open Source dan sejenisnya (alternatifuntuk menghindari pembajakan software).
Yangmenjadi pertanyaan sekarang, jika semua pihak telah melakukan upaya untukmemberantas pembajakan, lalu kenapa kasus pembajakan di Indonesia masih tidakkunjung reda? Jawabnya cukup sederhana, yakni karena tidak adanya penangananyang serius dan terpadu untuk menggerus pembajakan. Ibaratkan obat, dosis yangdiberikan tidaklah cukup untuk mematikan penyakit ini. Fakta yang terjadi, saatdi satu sisi pihak kepolisian gencar melakukan sweeping produk bajakan, tetapi di sisiperadilan, para pelaku malah dihukum ringan atau bahkan dibebaskan. Di satusisi komunitas-komunitas alternatif mulai tumbuh, mereka menjawab kepentinganakan produk alternatif yang asli dan murah (misal: software open source). Namundi sisi lain, lingkungan justru menekan hingga mereka tidak memiliki kesempatanuntuk berkembang. Produk alternatif yang seharusnya sama baiknya dengan produkumum, tidak dibiarkan masuk dan dipandang sebelah mata.
Sejak dini, perilaku “maklum”terhadap pembajakan secara tidak sadar telah dipupuk oleh masyarakat Indonesia.Lihat saja, hampir di semua lembaga pendidikan tidak segansegan menggunakansoftware bajakan dalam proses pendidikannya. Dengan dalih “demi pendidikan”,hal yang semula tidak baik menjadi lumrah dan dimaafkan.
Dari sini, dapat disimpulkanbahwa faktor utama timbulnya pembajakan sebenarnya bukanlah karena faktorketerbatasan ekonomi atau produk, tetapi karena hal ini telah menjadi budayayang telah mengakar kuat sejak lama. Oleh karena itu, satu-satunya cara untukmenggerus pembajakan adalah dengan melakukan pemberantasan dengan “dosis” yangpas. Setiap pihak harus mulai menurunkan kadar “maklum”nya dan berani tegasatas segala bentuk pembajakan. Apakah hal ini mungkin? Tentu saja, toh beberapanegara seperti Inggris, Amerika dan Jepang terbukti mampu melakukannya. KenapaIndonesia tidak?
Read more ...

Guru Kreatif, Pasti Pakai Open Source


Mudahnya mendapatkan ide untuk bahan ajarserta terciptanya saling berbagi informasi antar guru dalam hal berbagipengetahuan dan pembelajaran, semua ini akan bisa dicapai dengan penggunaanperangkat-perangkat teknologi informasi seperti (komputer, multimedia daninternet). Tentu saja dengan muatan materi yang lengkap, padat dan efektif.Setiap guru yang mempunyai keterampilan dalam menguasai teknologi informasi dankomunikasi dijamin tidak akan pernah kehabisan ide untuk terus memberikanbahan-bahan ajar yang PAIKEM, dikarenakan akan mudah mendapatkan bahkan membuatbahan ajar yang baik dengan pemanfaatan perangkat teknologi informasi dankomunikasi tersebut.

Agar bisa menguasai pemanfaatan danpenggunaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi ini (komputer,multimedia dan internet). Setiap guru harus mempunyai beberapa kecakapan khususdiantaranya adalah mengenal tentang komputer dasarpengolahkatabasis data dan pengolah angka (spreadsheet)surel (surat elektronik) dan internetmultimedia,serta yang tak kalah pentingnya adalah penguasaan etika menggunakaninternet dan komputer.
Dalam penggunaan media komputer daninternet ini, guru di tuntut agar mengetahui danmemahami etika dalam penggunaan komputer atau internet tersebut. Salah satudiantaranya adalah bagaimana mendapatkan perangkat lunak yang digunakan, apakah dengan cara yang legal atau tidak, artinya apakah perangkat yangdigunakan baik itu untuk membantu administrasinya atau membantu dalam prosespembelajaran hasil dari didapatkan dengan cara yang sah atau dengan membajak.Kenapa harus dibahas dengan sedetail ini, dikarenakan penulis yakin jikalau apayang kita gunakan itu adalah dengan hasil legal maka kita akan sangat denganpercaya diri mengajarkan kepada seluruh siswa tentang makna terhadap kejujurandan taat pada aturan. Seperti yang sekarang menjadi permasalahan dalam duniakomputer di Indonesia khususnya tentang hukum dari membajak perangkat lunak itu. Menurut data penelitian yang bisa dipercaya, Indonesiamerupakan salah satu dari Negara terbesar dalam hal membajak software, sungguh bukan suatu prestasi yang membanggakan, bahkan akan sangatmenurunkan kepercayaan kredibilitas Indonesia di mata dunia.
Sangat penting untuk diketahui oleh paraguru ataupun insan pendidikan bahwa terdapat tiga cara untuk dapat menggunakanperangkat komputer dalam penggunaan sehari-hari, pertama adalah dengan membeliproduk perangkat lunak secara legal atau dengan cara membeli keperusahaan perangkat lunak yang mengeluarkan produk tersebut,tentunya dengan harga yang mahal, dan sebetulnya masih bisa dialihkan untukkeperluan lain yang lebih akan memberikan dampak besar dalam dunia pendidikanseperti di investasikan untuk pengadaan komputer dan alat bantu yang lengkapmisalnya.
Kedua menggunakan produk dengan caramembajak perangkat lunak komputer dengan cara membeli tidak sesuai dengan hargayang ditentukan, dengan memanfaatkan CD-DVD progam yang banyak dijual dipenjual CD-DVD bajakan, mungkin dengan harga yang sangat jauh murahnya denganharga aslinya dan ini merupakan sifat dan perilaku serta kebiasaan yang tidakboleh menjadi budaya dalam dunia pendidikan kita, kalau kita mampu maka kitaharus membeli tapi kalau ada alternatif lain yang sama fungsi serta kegunaandan harga murah serta tidak membajak kenapa tidak alternatif ini yang kitapilih.
Ketiga dengan menggunakan produk opensource.Kenapa harus open source (sumber terbuka) dan produk legal, disatu sisi tuntutan untukpenggunaan materi berbantu komputer, multimedia dan internet untuk pembelajarandisekolah sangatlah penting. Tetapi jangan sampai juga melupakan hal tentangaturan dan etika pendidikan diantaranya adalah dengan tetap menjaga kejujuran.
Jujur saja diakui atau tidak, bahwa saat ini penggunaan produk ilegal yang berupa barang bajakan masihberada di ruang lingkup sekolah. Ada beberapa alasankenapa sekolah-sekolah masih menggunakan produk illegal tersebut. Satu sisitidak adanya dana untuk melengkapi setiap komputer dengan produk legal yangcukup mahal dan sebagian ada juga yang berpendapat bahwa tidak akan pernah adarazia yang masuk ke sekolah untuk memeriksa keaslian dari produk perangkat lunak yang digunakan oleh sekolah-sekolah, sehingga membuatsebagian sekolah masih menggunakan produk bajakan. Ini sangat berhubungan eratdengan peraturan pemerintah melalui perundang-undangan yang membahas masalahpenggunaan hakcipta yaitu terdapat dalam Pasal 72 ayat (3) UU Hak Cipta No. 19Tahun 2002 yang bunyinya adalah :
Barang siapa dengan sengaja dan tanpahak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program komputerdipidana dengan pidana penjara paling lama 5 ( lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000, 00 (lima ratus jutarupiah).“
Sekolah yang semestinya menjadi pusat darinorma-norma dalam mengajarkan kejujuran dan etika perilaku yang jujurseharusnya memperhatikan hal-hal penting dalam keterlaksanaan segala proses kegiatanyang ada disekolah baik itu ditingkat staf, guru dan siswa dalam lingkupsekolah tersebut. Dan sekolah pun seharusnya mendorong guru-guru untukbetul-betul melaksanakan proses pembuatan sebuah hasil karya menggunakan komputer dengan benar. Yaitu dengan penggunaan produk-produk yangmempunyai legalitas yang jelas. Jadi seharusnya juga menilai proses bukan darihasil jadi agar senantiasa tujuan menerapkan disiplin dan kejujuran tetapdijunjung tinggi.
Sisi lain Guru harus memanfaatkanperangkat informasi dan komunikasi sebaik-baiknya, satu sisi kita juga jangansampai menutup mata akan praktek-praktek ketidak jujuran yang dilakukandisekolah dalam hal ini adalah pembajakan perangkat lunak. Penulis memangterkesan sangat keras dalam hal ini, tapi apakah benar kalau yang diajarkankepada siswa tentang makna kejujuran dan menjunjung tinggi peraturan yang benarsedangkan proses-proses yang dilakukan untuk menyampaikan kejujuran dankebenaran tersebut disampaikan dengan cara yang tidak jujur, dalam hal iniadalah dengan cara membajak.
Hal tersebut diatasbukanlah tanpa solusi, ada sebuah solusi yang sangat bijak. Yaitu dengan penggunaanproduk-produk FOSS (free and opensourcesoftware). Dengan adanya FOSS ini Guru atau Lembaga Sekolah tidakdibebankan dengan keharusan membayar sistem FOSS yang digunakan ,semua ituadalah free. Dan produk FOSS inibebas untuk digunakan dan disebarluaskan untuk kepentingan bersama. Sudahbanyak materi atau bahan-bahan yang membahas tentang FOSS dan prospeknya dimasayang akan datang, satu hal yang menjadi catatan penting adalah Guru yangberhasil dalam pemanfaatan perangkat teknologi informasi dan komunikasi adalahguru yang bisa menanamkan jiwa kejujuran baik dalam dirinya maupun bagi seluruhsiswanya.

Read more ...
Designed By