Breaking News

Sabtu, 15 Oktober 2011

Tarikat dan Alirannya


        Tarikatsecara bahasa berasal dari Bahasa Arab thariqat yang artinya jalan,keadaan, aliran dalam garis sesuatu.[1] Jamil Shaliba mengatakan secaraharfiah tarikat berarti jalan yang terang, lurus yang memungkinkan sampai padatujuan dengan selamat.[2] Selanjutnya pengertian tarikatberbeda-beda menurut tinjauan masing-masing. Di kalangan Muhaddisin tarikatdigambarkan dalam dua arti yang asasi. Pertama, menggambarkan sesuatuyang tidak dibatasi terlebih dahulu (lancar), dan kedua, didasarkan padasistem yang jelas yang dibatasi sebelumnya. Selain itu tarikat juga diartikansekumpulan cara-cara yang bersifat renungan, dan usaha inderawi yangmengantarkan pada hakikat, atau sesuatu data yang benar.[3] Dan masih banyak lagi definisi yangdikemukakan oleh para ahli, antara lain adalah sebagai berikut.


-    Syaikh al-Jurjani; tharikat adalah jalan atau tingkah lakutertentu bagi orang-orang yang berjalan (beribadah kepada Tuhan) dengan melaluipos (al-manazil) dan meningkat ke tingkat yang lebih tinggi yaitustasiun-stasiun (al-maqamat).
-      Hamka mengemukakan, maka diantara makhluk dan khaliq itu adaperjalanan hidup yang harus kita tempuh. Inilah yang dinamakan tarikat itu.[4]
-         Harun Nasution, tharikat berasal dari kata thariqah yaitujalan yang harus ditempuh seorang sufi dalam tujuan berada sedekat mungkindengan Tuhan.[5] Tharikat kemudian mengandung artiorganisasi (tarekat). Tiap tharikat mempunyai syaikh, upacara dan bentuk dzikirtersendiri.[6]

           Selanjutnyaistilah tarikat ini lebih banyak digunakan oleh para ahli tasawuf. MustafaZuhri dalam hubungan ini mengatakan tarikat adalah jalan atau petunjuk dalammelakukan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh NabiMuhammad dan dikerjakan oleh sahabat-sahabatnya, tabi’in dan tabi’it tabi’insecara turun temurun sampai kepada guru-guru secara berantai sampai pada masakita ini.[7]
       Lebihkhusus lagi tarikat di kalangan sufiyah berarti sistem dalam rangka mengadakanlatihan jiwa, membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela dan mengisinyadengan sifat-sifat yang terpuji dan memperbanyak zikir dengan penuh ikhlassemata-mata untuk mengharapkan bertemu dengan dan bersatu secara ruhiah denganTuhan.[8] Jalan tarikat itu antara lain terusmenerus berada dalam zikir atau ingat terus kepada Tuhan, dan terus menerusmenghindarkan diri dari sesuatu yang melupakan Tuhan.[9]
Denganmemperhatikan berbagai pendapat tersebut di atas, kiranya dapat diketahui bahwayang dimaksud dengan tarikat adalah jalan yang bersifat spiritual bagi seorangsufi yang di dalamnya berisi amalan ibadah dan lainnya yang bertemakan menyebutnama Allah dan sifat-sifatnya disertai penghayatan yang mendalam. Amalan dalamtarikat ini ditujukan untuk memperoleh hubungan sedekat mungkin (secara rohaniah)dengan Tuhan,[10] sehingga jelaslah bahwa tharikat itusebagai hasil pengalaman dari seorang sufi kemudian diikuti oleh para muridnyayang dilakukan dengan cara tertentu untuk lebih mendekatkan diri kepada AllahSwt. Selanjutnya dalam perkembangannya digunakan sebagai kelompok mereka yangmenjadi pengikut bagi seorang syaikh yang mempunyai pengalaman tertentu dalamcara mendekatkan diri kepada Allah, dan cara memberikan tuntunan dan bimbingankepada murid-muridnya.
            Guru dalam tarikat yang sudah melembagaitu selanjutnya disebut Mursyid atau Syaikh, dan wakilnya disebut Khalifah.Adapun pengikutnya disebut murid. Sedangkan tempatnya disebut ribath atauzawiyah atau taqiyah.[11] Selain itu tiap tarikat juga memilikiamalan atau ajaran wirid tertentu, symbol-simbol kelembagaannya, tata tertibnyadan upacara-upacara lainnya yang membedakan antara satu tarikat dengan tarikatlainnya. Menurut ketentuan tarikat pada umumnya, bahwa seorang syaikh sangatmenentukan terhadap muridnya. Keberadaan murid di hadapan gurunya ibarat mayatatau bangkai yang tak berdaya apa-apa. Dan karena tarikat itu merupakan jalanyang harus dilalui untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka orang yangmenjalankan tarikat itu harus menjalankan syariat dan si murid harus memenuhiunsur-unsur sebagai berikut:

i.      Mempelajari ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan syari’atIslam.
ii. Mengamati dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengikutijejak guru dan melaksanakan perintahnya, dan melaksanakan perintahnya danmeninggalkan larangannya.
iii. Berbuat dan mengisi waktu seefisien mungkin dengan segalawirid dan do’a guna pemantapan serta kekhususan dalam mencapai maqamat yanglebih tinggi.
iv.   Tidak mencari-cari keringan dalam beramal agar tercapaikesempurnaan yang hakiki.
v.     Mengekang hawa nafsu agar terhindar dari kesalahan yangdapat menodai amal.[12]

        Dariunsur-unsur pokok di atas terlihat bahwa tujuan yang sebenarnya dari tharikatadalah agar para pengikut yang tergabung di dalamnya dapat berada sedekatmungkin dengan Khaliq sesuai dengan bimbingan seorang guru atau mursyid. Danpada dasarnya ciri-ciri tarikat tersebut merupakan ciri yang pada umumnyadianut oleh setiap kelompok, sedangkan dalam bentuk amal dan wiridnyaberbeda-beda. Dan dengan ciri-ciri tarikat yang demikian itu tidak mengherankanjika ada pendapat yang mengatakan bahwa tarikat sebenarnya termasuk dalam ilmumukasyafah, yaitu ilmu yahg dapat menghasilkan pancaran nur Tuhan ke dalam hatimurid-muridnya, sehingga dengan nur itu terbukalah baginya segala sesuatu yanggaib daripada ucapan-ucapan nabinya dan rahasia-rahasia Tuhannya. Ilmu inidilakukan dengan cara riadah/latihan dan mujahadah.[13]
Adapunpelaksanaannya secara umum antara lain;

-        Dzikir, yaitu ingatan yang terus menerus kepada Allah dalamhati serta menyebutkan dengan lisan. Zikir ini berguna sebagai alat kontrolbagi hati, ucapan dan perbuatan agar tidak menyimpang dari garis yang sudahditetapkan Allah.
-         Muzik, yaitu dalam membacakan wirid-wirid dan sya’ir-sya’irtertentu diiringi dengan bunyi-bunyian (instrumentalia) sepeti memukul rebanadan lain-lain.
-         Ratib, yaitu mengucapkan lafal Laa ilaha illa Allah dengangaya gerak dan irama tertentu.
-      Menari, yaitu gerak yang dilakukan mengiringi wirid-wiridtertentu untuk menimbulkan suatu kekhidmatan.
-         Bernafas, yaitu mengatur cara bernafas pada waktu melakukandzikir tertentu.[14]

Selainitu Mustafa Zuhri mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan tarikat sebagaimanadisebutkan di atas, perlu mengadakan latihan batin, riadah dan mujahadah(perjuangan kerohanian). Perjuangan seperti itu dinamakan pula dengan suluk danyang mengerjakannya dinamakan dengan salik.[15]
            Selanjutnya dapat pula dikemukakanbahwa tharikat merupakan jalan untuk terhindar dari situasi setempat, baikpengaruh penguasa, atau keadaan lingkungan yang sudah sulit lagi mencapaiakhlak terpuji. Atau keadaan manusia lingkungan itu sudah berada dalamkehidupan kesenangan dunia, lupa akhirat.
       Dengan demikian, tarikat mempunyaihubungan substansial dan fungsional dengan tasawuf. tarikat pada mulanyaberarti tata cara dalam mendekatkan diri kepada Allah dan digunakan untuksekelompok yang menjadi pengikut seorang syaikh. Kelompok ini kemudian menjadilembaga-lembaga yang mengumpul dan mengikat sejumlah pengikut denganaturan-aturan sebagaimana disebutkan di atas. Dengan kata lain, tarikat adalah tasawufyang melembaga. Dengan demikian tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepadaAllah, sedangkan tarikat itu adalah jalan yang ditempuh seseorang dalamusahanya mendekatkan diri kepada Tuhan sebagaimana jalan atau petunjuk dalammelaksanakan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh RasulullahSaw, dicontohkannya, dikerjakan oleh para shahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in,terus kepada ulama-ulama dan guru-guru. Inilah barangkali pengertian tharikatdalam taswuf yang dapat diterima oleh setiap umat Islam yang dinamakan tharikatmu’tabarrah. Dan inilah hubungan antara tarikat dan tasawuf.[16]
          Sebagai bentuk yang melembaga, tarikat ini merupakankelanjutan dari pengikut-pengikut sufi yang terdahulu. Perubahan tasawuf kedalam tarikat sebagai lembaga dapat dilihat dari perseorangan, yang kemudianberkembang menjadi tarikat yang lengkap dengan simbol-simbol dan unsurnyasebagaimana yang telah disebutkan diatas. Tarikat Suhrawardiyah misalnyadinisbahkan kepada Diya al-Din Abu Najib al-Suhrawardi (w. 1168 M),Qadiriyah kepada Abd al-Qadir Jaelani (w. 1166 M), Rifaiyah kepada Ahmad ibnal-Rifa’i (w. 1182 M),  Jasafiyah kepadaAhmad al-Jasafi (w. 1166 M), Sadziliyah kepada Abu Madyan Suhaib (w.1258 M), dan Mauliyah kepada Jalal al-Din Rumi (w. 1273 M), dan lainsebagainya. Dari sekian banyak aliran tarikat tersebut sekurang-kurangnya adatujuh aliran yang berkembang di Indonesia, yaitu tarikat Qadiriyah, Rifaiyah,Naqsyabandiyah, Sammaniyah, Khalwatiyah, al-Hadad, dan Khalidiyah.


[1] Louis Ma’luf. Munjid. (Beirut: al-Maktabahal-Katulikiyah. t.t.). hal. 465.
[2] Jamil Shaliba. Al-Mu’jam al-Falsafi … hal. 20.
[3] Ibid. hal. 21.
[4] Hamka. Tasawuf Perkembangan … hal. 104.
[5] Harun Nasution. Filsafat dan … hal. 89.
[6] Harun Nasution. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya.(Jakarta: UI Pres. 1978). hal. 89.
[7] Mustafa Zuhri. Kunci Memahami … hal. 56.
[8] Ibid. hal. 57.
[9] Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf … hal. 270.
[10] Ibid. hal. 270-271.
[11] IAIN Sumatera Utara. Pengantar Ilmu … hal. 239;lihat pula J. Spencer Trimingham. The Sufi Order in Islam. (London:Oxford University. 1971). hal. 5-6.
[12] Ibid. hal. 139-240.
[13] Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf … hal. 272.
[14] Abu Bakar Aceh. Pengantar Ilmu Tarikat. (Semarang:Ramadhani. 1979). hal. 240.
[15] Mustafa Zuhri. Kunci Memahami … hal. 59.
[16] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By