Breaking News

Rabu, 19 Oktober 2011

Yakin Wilayah RI, Tak Takut Polisi Malaysia


Hidup serbaterbatas tak membuat nasionalisme Nurmali luntur. Warga Camar Bulan, KalimantanBarat ini menjadikan rumahnya sebagai benteng pertahanan terakhir dalamsengketa wilayah Indonesia Malaysia. Rumah yang dia sebut Pondok Merah Putihitu menjadi bukti bahwa pekarangan yang ditempatinya merupakan wilayah RI.

Nurmalitinggal di Dusun Camar Bulan, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas,Kalimantan Barat. Tanpa diperintah pemerintah pusat, dia berinisiatif menjadiorang yang berdiri di barisan terdepan dalam sengketa perbatasan denganMalaysia.
Rumah tempatdirinya tinggal persis berada di tapal batas Indonesia-Malaysia. Dia mengecatrumahnya dengan warna merah putih sebagai simbol nasionalisme. Nurmali siapmenjadi saksi bahwa rumah tempat tinggalnya itu merupakan wilayah NKRI. Sampaikapan pun, hal itu akan dia pertahankan.
Keberanian dansemangat Nurmali tersebut mendapatkan apresiasi dari Bupati Sambas Hj. JuliartiDjuhardi Alwi dan ketua DPRD Sambas H. Masud Sulaiman. Bersama Muspida Sambas,dua pejabat tersebut bertandang ke pondok Nurmali yang berdinding kayu itupekan lalu.
Melalui warnamerah dan putih, Nurmali ingin menegaskan kepada orang Indonesia dan Malaysiabahwa tempat yang dia tinggali adalah wilayah NKRI. “Apa pun yang terjadi,biarpun kondisi saya begini (hidup serba kekurangan, red), NKRI harus dipertahankan dan saya siap,” tegasnya bersemangat.
Nurmali tidakhidup sendiri di Pondok Merah Putih. Dia tinggal bersama Istri, Syarifah, sertaempat anaknya, Iyan Pertiwi, Putra, Nurhakiki, dan Apik. Hampir dua tahunNurmali beraktivitas di wilayah OBP (outstandingboundary problems) alias kawasan bermasalah tersebut. Dia mengelola kebunkaret dan ladang.
Nurmalitermasuk pria yang sangat bernyali. Terang-terangan dia mengaku tidak takutsedikitpun kepada Polisi Diraja Malaysia. “Meski saya belum sekali pun selamabermukim di sini bertemu polisi Malaysia, saya tidak khawatir, apalagi takut.Sebab, saya yakin, ini wilayah Indonesia,” ujarnya.
Walaupun takpernah berjumpa polisi Malaysia, Nurmali pernah melihat helikopter dan pesawatMalaysia melintas di atas lahan yang dikelolanya. “Melintas sudah sering,bahkan berputar-putar di lahan saya,” ungkapnya.
Saat mendapatkunjungan bupati dan ketua DPRD Sambas itu, Nurmali meminta pemerintahmemperhatikan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan. Di antaranya,memberikan bantuan bibit dan pupuk. Dengan demikian, masyarakat perbatasan bisamengembangkan perkebunan untuk kesejahteraan keluarga. “Hanya itu harapankami,” katanya.
Kawasan yangditinggalli Nurmali masuk wilayah perbatasan RI-Malaysia, tepatnya di BukitSemunsam, lokasi bermasalah di Dusun Camar Bulan seluas 1.499 hektar. NamaSemunsam sudah dikenal masyarakat Temajuk (Indonesia) maupun Teluk Melano danSerabang, Malaysia, berdasar patok A 104 menuju lokasi Watersed. Lokasitersebut tidak ditemukan pada MoU 1978.
Menurut KepalaDesa Temajuk, Mulyadi, Nurmali berani tinggal di wilayah OBP karena merasayakin tanah yang ditempati itu merupakan wilayah NKRI. Pondok Merah Putih milikNurmali tersebut berjarak tidak jauh dari lokasi Watersed.
Bupati SambasJuliarti Djuhardi Alwi meminta pemerintah pusah segera menyelesaikan masalahperbatasan. Sebab, itu merupakan kewenangan pusat. “Perlu tindakan nyata dancepat agar masyarakat tidak khawatir beraktivitas di wilayah IBP Camar Bulan.Pemkab Sambas akan mempertahankan wilayah Camar Bulan sesuai dengan TraktatLondon 1981 yang pernah dilakukan di Belanda dan Inggris,” tegas bupatiperempuan pertama di Kalbar tersebut.
Diamenjelaskan, Traktat London harus dipertahankan. Sebab, MoU atau notakesepakatan 1978 hingga sekarang masih dibahas, sehingga kawasan Camar Bulanseluas 1.499 hektar itu masuk masuk kawasan OBP.
Dalam kasusCamar Bulan, kata Juliarti, tidak ada pencaplokan wilayah. Hanya, dulu untukmencapai lokasi patok, masyarakat Temajuk menumpuhnya dengan berjalan kakihingga 1,5 jam. Sekarangan berjalan kaki ke lokasi patok hanya 15 menit.

Laporan : Hari Kurniatham – sambas.

Radar Tasikmalaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By